Monday, May 13, 2019

Mengenal Kehidupan di Zaman Praaksara di Indonesia

Mengenal Kehidupan di Zaman Praaksara di Indonesia

Mengenal Kehidupan di Zaman Praaksara di Indonesia
Monday, May 13, 2019
Pengertian Zaman Praaksara
Istilah praaksara berasal dari kata "pra" yang berarti sebelum dan aksara' yang berarti tulisan. Jadi, asa praaksara berarti masa sebelum manusia enal tulisan. Masa praaksara disebut juga masa nirleka" yang berarti masa ketika manusia tidak atau belum mengenal tulisan.
Mengenal Kehidupan di Zaman Praaksara

1. Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara

Berdasarkan ciri-cirinya, manusia pada zaman praaksara yang ditemukan di Indonesia dapat dibedakan sebagai berikut
a. Meganthropus Palaeojavanicus
Fosil Meganthropus palaeojavanicus di zaman praaksara ditemukan di Desa Sangiran, lembah Sungai Bengawan Solo. Fosil Meganthropus palaeojavanicus memiliki ciri-ciri fisik badan tegap, kepala bagian belakang sangat menonjol, tulang pipi tebal, kening menonjol tidak memiliki dagu, bentuk muka diduga masif, geraham besar, rahang bawah sangat tegap, bentuk gigi homonin, otot-otot kunyah sangat kukuh, dan makan tumbuh-tumbuhan. Sampai saat ini para ahli belum menemukan perkakas hasil kebudayaan Meganthropus palaeojavanicus

b. Pithecanthropus
Fosil Pithecanthropus zaman praaksara ditemukan di daerah Mojokerto, Kedungbrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong Pithecanthropus memiliki ciri-ciri fisik tubuh tegap, tinggi badan 165-180 cm, alat pengunyahnya tidak sekuat Meganthropus dagu belum ada, hidung lebar, dan volume otak sekira 750-1.300 cc. Manusia jenis Pithecanthropus telah memiliki kemampuan membuat api

c. Homo Sapiens
Fosil Homo sapiens tersebar di berbagai daerah di Indonesia seperti di daerah Wajak lembah Sungai Brantas, Tulungagung Ngandong, tepi Sungai Bengawan Solo, dan gua Liang Bua, Flores. Homo sapiens diperkirakan memiliki tinggi badan sekira 173 cm, tengkorak besar dengan volume otak sekira 1.650 co, muka datar dan lebar, dahi agak miring, di atas rongga mata ada busur kening yang nyata, hidung lebar, bagian mulut menonjol sedikit, rahang bawah masif, serta gigi besar. Manusia jenis ini telah mengenal upacara penguburan

2. Asal Usul Nenek Moyang Indonesia

Nah pada zaman praaksara ini bisa dikatakan sebagai Asal Usul Nenek moyang bangsa Indonesia yang diperkirakan terdiri atas tiga bangsa besar seperti berikut:
a. Bangsa Melanesia/Papua Melanosolde
Bangsa Melanesia diperkirakan sebagai bangsa pertama yang bermigrasí ke Kepulauan Indonesia. Bangsa Melanesia berasal dari. Teluk Tonkin. Bangsa Melanesia/Papua Melanosoide termasuk rumpun Veddoid-Austroloid yang memiliki ciri-ciri kulit kehitaman, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar, dan hidung mancung. Keturunan bangsa Melanesia antara lain terdapat di Pulau Papua dan wilayah Indonesia bagian

b. Bangsa Melayu Tua/Proto Melayu
Bangsa Proto Melayu termasuk rumpun ras Mongoloid berasal dari daerah Yunan. Daerah Yunan terletak di daerah dekat lembah Sungai Yangtze, Cina Selatan. Ciri-ciri fisik bangsa Proto Melayu antara lain kulit sawo matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, serta bentuk mulut dan hidung sedang. Keturunan bangsa Proto Melayu antara lain suku Toraja (Sulawesi Selatan) Dayak (Kalimantan Tengah), dan Batak (Sumatra Utara)

c. Bangsa Melayu Muda/Deutro Melayu
Bangsa Deutro Melayu berasal dari wilayah Indo-Cina bagian utara. Ciri-ciri fisik bangsa Deutro Melayuantara lain tinggi badan 135-180 cm, berat badan 30-75 kg, warna kulit kuning langsat dan cokelat hitam, warna rambut cokelat dan hitam, serta bentuk rambut antara lurus dan keriting.
Bangsa Deutro Melayu memiliki ciri fisik tidak jauh berbeda dengan mayoritas penduduk Indonesia pada saat ini. Keturunan bangsa Deutro Melayu antara lain suku Jawa, Minangkabau, dan Bali.

Adapun teori mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Teori Yunan
Berdasarkan teori Yunan, bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan. Salah satu sejarawan yang mendukung teori ini adalah Mohammad Ali. Menurut Mohammad Ali, penduduk Yunan terdesak ke wilayah selatan, termasuk Indonesla akibat masuknya suku-suku lain yang lebih kuat di daerah Yunan.

b. Teori Nusantara
Menurut teori Nusantara, bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Tokoh yang mendukung teori ini adalah Muhammad Yamin, Gorys Keraf, dan J. Crawford.

c. Teori Out of Africa
Teori ini menyatakan manusia modern di berbagai belahan dunia berasal dari Afrika. Menurut ahli genetika asal Amerika Serikat, Max Ingman, manusia modern berasal dari Afrika yang bermigrasi dalam kurun waktu 100-200 ribu tahun lalu.

d. Teori Out of Taiwan
Teori Out of Taiwan memercayai manusia Indonesia berasal dari Taiwan. Teori ini didukung oleh Harry Truman Simanjuntak. Teori ini menyimpulkan keseluruhan bahasa yang digunakan oleh suku-suku di Indonesia memiliki rumpun sama, yaitu rumpun Austronesia.

3. Kehidupan Manusia pada Zaman Praaksara

Kehidupan manusia pada masa praaksara dibedakan menjadi tiga masa berikut
a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan 
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia hidup dalam kelompok-kelompok kecil, sering berpindah (nomaden), dan tinggal di gua-gua karang sekitar sungai, danau, atau pantai.

Manusia pada masa ini menggantungkan hidupnya dari berburu binatang dan mengumpulkan umbi-umbian Sementara itu, perkembangan teknologinya masih sebatas membuat peralatan dari batu yang masih kasar. Peralatan tersebut antara lain kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam, dan alat serpih (flakes)

b. Masa Bercocok Tanam dan Beternak
Pada masa bercocok tanam dan beternak, manusia sudah menetap di suatu wilayah. Mereka telah mengenal sistem pertanian berhuma atau ladang berpindah. Selain itu, mereka telah melakukan kegiatan perdagangan dengan sistem barter. Dalam kehidupan sosial, manusia pada masa ini mulai membentuk sistem masyarakat secara sederhana yang dipimpin oleh seorang kepala suku.

Teknologi peninggalan pada masa ini juga semakin berkembang karena manusia telah mampu membuat perkakas yang lebih halus. Contoh perkakas yang dihasilkan pada masa ini yaitu beliung persegi, mata panah, kapak lonjong, gurdi, perhiasan, dan gerabah.

c. Masa Perundagian
Pada masa perundagian masyarakat di perdesaan mulai membentuk kelompok yang lebih besar dengan penguasaan terhadap sebuah wilayah. Masyarakat pada masa perundagian juga sudah mengenal sistem pembagian kerja berdasarkan kemampuan setiap individu. Dengan demikian, kegiatan ekonomi tidak hanya bergantung pada sektor pertanian dan peternakan, tetapi juga pertukangan dan perdagangan.

Masyarakat pada masa perundagian mengalami kemajuan karena telah mengenal teknologi pengolahan logam, yaitu teknik a cire perdue dan bivalve. Adapun hasil teknologi pada masa perundagian berupa nekara perunggu, moko, kapak corong, kapak perunggu, bejana perunggu, dan senjata.
Mengenal Kehidupan di Zaman Praaksara di Indonesia
4/ 5
Oleh


EmoticonEmoticon