Wednesday, May 15, 2019

Sejarah Hindu Buddha di Indonesia

Sejarah Hindu Buddha di Indonesia

Sejarah Hindu Buddha di Indonesia
Wednesday, May 15, 2019
Periode Hindu-Buddha di Indonesia menandai berakhirnya masa praaksara. Perkembangan kehidupan bangsa Indonesia pada masa Hindu-Buddha sebagai berikut.
Sejarah Hindu Buddha di Indonesia

1. Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia
Proses masuknya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia melalui dua jalur berikut.
a. Jalur darat dibagi menjadi dua bagian berikut:
1) Rute Jalur Sutra utara yang membentang dari India ke Tibet terus ke utara sampai Cina, Korea, dan Jepang.
2) Rute Jalur Sutra selatan membentang dari India Utara menuju Bangladesh, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, kemudian menuju wilayah Indonesia.

b. Jalur laut dimulai dari India menuju Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, dan berakhir di Indonesia.


2. Teori Masuknya Hindu-Buddha di Indonesia

Ada beberapa teori masuknya hindu budha. nah kali ini kita akan bahasseori masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia sebagai berikut.
a. Teori Kesatria, dicetuskan oleh R.C. Majundar, FD.K, Bosch, C.C Berg, J.L. Moens, dan Mookerji. Teori Kesatria menyatakan bahwa agama Hindu-Buddha dibawa oleh golongan prajurit (kasta kesatria).

b. Teori Waisya, dikemukakan oleh N.J. Krom. Menurut N.J. Krom, agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dibawa kaum pedagang dari India. Para pedagang India tersebut kemudian menetap di Indonesia dan menikah dengan penduduk lokal.

c. Teori Brahmana, dikemukakan oleh J.C. van Leur. la berpendapat bahwa masuknya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh kaum brahmana karena hanya kaum brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda.

d. Teori Arus Balik, dikemukakan oleh F.D.K Bosch. Bosch menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia memiliki peranan tersendiri dalam penyebaran dan pengembangan agama Hindu-Buddha.

3. Perkembangan Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia mengalami perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha dan segala aspek kehidupannya dapat dijelaskan sebagai berikut.

Kerajaan Hindu di Indonesia
a. Kerajaan Kutai
kerajaan hindu di Indonesia yang pertama kali bahas adalah Kerajaan Kutai. Kerajaan Kutai berkembang sejak abad IV Masehi. Keberadaan Kerajaan Kutai dapat diketahui dari tujuh buah prasasti Yupa yang ditemukan di Muarakaman, tepi Sungai Mahakam. Yupa merupakan bentuk akulturasi budaya Hindu dengan budaya masa praaksara. Akulturasi tersebut terlihat dari bentuk Yupa berupa tugu batu seperti menhir peninggalan budaya masyarakat pada masa praaksara.
Prasasti Yupa

Raja pertama Kerajaan Kutai adalah Kudungga. Setelah Kudungga wafat, ia digantikan oleh putranya yang bernama Aswawarman. Aswawarman dianggap sebagai wangsakerta atau pendiri keluarga kerajaan.

Kedudukan Aswawarman kemudian digantikan oleh Mulawarman. Mulawarman merupakan raja terbesar Kerajaan Kutai. Pada masa pemerintahannya, Mulawarman memersembahkan 20.000 ekorlembuuntuk para brahmana di tanah suci Waprakeswara. Pengadaan kurban 20.000 ekor lembu menunjukkan masyarakat Kutai mengembangkan kegiatan peternakan. Selain itu, kehidupan masyarakat Kutai yang bergantung pada Sungai Mahakam menunjuk kan perekonomian Kerajaan Kutai bertumpu pada sektor perdagangan

Kehidupan sosial Kerajaan Kutai berlandaskan ajaran agama Hindu. Masyarakat Kutai terbagidalam dua kasta, yaitu brahmaña dan ksatria.

b. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan hindu di Indonesia selanjutnya yakni Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua diPulau Jawa. Kerajaan Tarumanegara berkembang diwilayah Jawa Barat pada abad IV-VII Masehi. Keberadaan Kerajaan Tarumanegara dibuktikan dengan 7 buah prasasti, yaitu prasasti Tugu, Ciaruteun, Kebon Kopi, Muara Cianten, Jambu, Cidanghiang, dan Pasir Awi.
Vishnu Cibuaya Tarumanagara

Sebagian besar tulisan dalam prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Peninggalan tersebut menunjuk kan masyarakat Tarumanegara telah memiliki kebudayaan tinggi.

Pada masa pemerintahan Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaannya. Dalam peninggalan prasasti Tugu di sebutkan bahwasannya Raja Purnawarman pernnah memperintahkan rakyat-nya untuk membangun saluran Gomati yang panjangnya 6112 tombak atau diperkirakan setara dengan 12 km. Pembangunann saluran Gomati ini memiliki arti ekonomis oleh rakyat Tarumanegara karena berfungsi sebagai pencegah banjir, sebagai sarana laluLintas pelayaran antar daerah, dan sarana irigasi pertanian.

Masyarakat Tarumanegara terdiri atas tiga golongan. Ketiga golongan tersebut yaitu golongan masyarakat Hindu, masyarakat agama Buddha, dan masyarakat berbudayaan.

Kerajaan Budha di Indonesia
A. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan budha di Indonesia. Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad V Masehi. Salah satu Raja Sriwijaya yang terkenel adalah Dapunta Hyang. Pada masa pemerintahannya, Dapunta Hyang melakukan politik ekspansi dan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga Jambi.
Maitreya Komering Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa. Pada masa ini Kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan maritim terbesar di wilayah Asia Tenggara Sriwijaya berhasil menguasai jalur-jalur perdagangan laut yang menghubungkan wilayah Timur Tengah-India-Cina. Selain itu, Kerajaan Sriwijaya berkembangmenjadi pusat perdagangan dan pengajaran agama Buddha terbesar di Asia Tenggara.

Sejak abad VII Masehi masyarakat Sriwijaya telah menggunakan bahasa Melayu Kuno sebagai bahasa pengantar. Bahasa ini juga menjadi alat komunikasi bagi para pedagang. Sejak saat itu bahasa Melayu menjadi lingua franca dan digunakan secara luas oleh banyak penutur di wilayah Indonesia.

b. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan budha di Indonesia selanjutnya yakni Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Mataram Kuno merupakarn kerajaan Hindu-Buddha yang berkembang di Jawa Tengah pada abad VIII Masehi Kerajaan Mataram Kuno bercorak Hindu-Buddha dan dipengaruhi oleh dua dinasti (wangsa) yaitu Dinasti Sanjaya (bercorak Hindu) dan Dinasti Syailendra (bercorak Buddha). Kedua dinasti tersebut selanjutnya bersatu setelah terjadi perkawinan antara Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya dengan Pramodhawardani, putri Samaratungga dari Dinasti Syailendra pada tahun 832 Masehi.

Wilayah Mataram Kuno memiliki kondisi tanah yang subur sehingga cocok digunakan untuk kegiatan pertanian. Aktivitas perhubungan dan perdagangan laut dikembang kan melalui Sungai Bengawan Solo. Selain pertanian dan perdagangan, sumber pendapatan kerajaan diperoleh dari pajak.
Kerajaan Mataram Kuno telah mengenal sistem stratifikasi sosial yang baik. Raja sebagai pemimpin tinggal di istana yang dikelilingi tempattinggal petinggi kerajaan dan bangsawan. Sementara itu, tempat tinggal rakyat terletak di sekeliling pusat kerajaan.

Masyarakat Mataram Kuno memiliki kebudayaan cukup maju. Kemajuan budaya ini ditandai dengan hasil budaya yang masih dapat ditermui pada masa kini seperti candi Dieng, candi Sambisari, situs Ratu Boko candi Borobudur, dan candi Prambanan.

c. Kerajaan Singosari
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 Masehi salah satu kerajaan budha di Indonesia. Lokasi kerajaan ini diperkirakan berada di daerah Malang, Jawa Timur. Salah satu Raja Singasari yang terkenal adalah Kertanegara. la merupakan Raja Singasari terakhir sekaligus raja yang berhasil membawa Singasari mencapai puncak kejayaan.

Kertanegara berusaha memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Singasari hingga ke luar Pulau Jawa dengan gagasan Cakrawala Mandala. Gagasan tersebut diwujudkan dengan mengirim pasukan ke Sumatra yang dikenal dengan Ekspedisi Pamalayu. Tujuan utama ckspedisi ini adalah menguasai Sriwijaya. Akan tetapi, ekspedisi ini belum menuai keberhasilan.

Pada masa pemerintahan Ken Arok, kehidupan rakyat Singasari cukup terjamin. Sepeninggal Ken Arok, kesejahteraan rakyal mulai terabaikan. Kondisi ini terjadi karena adanya konflik antarbangsawan kerajaan yang berlarut-larut. Keadaan mulai membaik pada masa pemerintahan Raja Kertanegara.

Untuk memajukan perekonomian keraja an, Kertanegara membangun pusat-pusat perdagangan maritim di tepi Sungai Brantas dan pelabuhan perdagangan di Pasuruan. Melalui pelabuhan tersebut, pedagang dari Singasari leluasa mengadakan kontak perdagangan dengan pedagang asing.

Dalam bidang kebudayaan, masyarakat Singasari dikenal ahli dalam memanfaatkan batu bata untuk membangun candi. Beberapa candi peninggalan Kerajaan Singasari yang masih dapat ditemui pada masa kini antara lain candi Jawi, Kidal, Jago, dan Singasari.

d. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu terbesar di Indonesia. Raja pertama Kerajaan Majapahit bemama Raden Wijaya Setelah wafat, kedudukan Raden Wijaya digantikan putranya, bernama Jayanegara Pada tahun 1318 dan 1319 terjadi pemberontakan Ra Kuti dan Ra Semi. Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada. Atas jasanya tersebut, Gajah Mada diangkat menjadi patih di Kahuripan (1319-1321) kemudian di Daha (1322-1330).
Kerajaan Majapahit

Pada masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi, Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Majapahit. Dalam upacara pelantikan sebagai mahapatih, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa.

Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk hampir seluruh wilayah Indonesia berhasil disatukan oleh Gajah Mada di bawah kekuasaan Majapahit. Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaan.

Kehidupan sosial masyarakat Majapahit dilukiskan oleh Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda-beda, tetapi tetap satu. Selain itu, kitab Sutasoma menunjukkan kebudayaan pada masa Kerajaan Majapahit telah berkembang pesat. Selain kitab Sutasoma, karya sastra peninggalan Kerajaan Majapahit antara lain kitab Nagarakertagama, Arjuna Wijaya, dan Pararatorn.

Perekonomian Majapahit bertumpu pada kegiatan pertanian dan perdagangan. Kegiatan tersebut tidak dapat dilepaskan dari peran Sungai Brantas dan Pelabuhan Ujung Galuh. Itulah kerajaan sedikit kerajaan majapahint yang notabene merupakan salah satu kerajaan budha di Indonesia.

4. Pengaruh Hindu Buddha di Indonesia pada Masa Kini

Pengaruh kerajaan-kerajaan maritim Hindu-Buddha masih dapat dirasakan dalam kehidupan masyarakat pada masa kini. Bentuk-bentuk pengaruh tersebut tampak pada bidang-bidang berikut :
a. Praktik Peribadatan
Pengaruh hindu budha di indonesia salah satunya adalah praktik peribadatan. Nah berikut contoh contoh praktik peribadatan yang identik dengan budaya Hindu-Buddha sebagai berikut
1) Upacara Melasti
Melasti merupakan upacara penyucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi. Upacara melasti dilakukan dengan mengarak segala sarana persembahyangan yang ada di pura (tempat suci). Hingga saat ini masyarakat Hindu masih menjalankan upacara melasti sebagai rangkaian hari raya Nyepi.
2) Upacara Ngaben
Ngaben adalah upacara kremasi atau pembakaran jenazah pada masyarakat Hindu. Upacara ngaben dilakukan untuk mengembalikan roh kepada Sang Pencipta. Upacara ngaben masih dijalankan di Bali hingga saat ini.

b. Pertunjukan Wayang
Pengaruh hindu budha di indonesia selanjutnya adalah Pertunjukan Wayang. Pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, pertunjukan wayang mengambil cerita-cerita Ramayana dari India. Pada masa kini wayang terbagi dalam beberapa jenis seperti wayang orang, wayang kulit, dan wayang potehi. Pertunjukan wayang pada masa kini menggunakan beberapa instrumen tambahan seperti gamelan dan Pencahayaan.

c. Candi
Candi merupakan salah satü peninggalan budaya kerajaan Hindu-Buddha. Masyarakat Indonesia yang beragama Hindu dan Buddha pada masa kini masih menggunakan candi sebagai tempat peribadatan. Selain itu, pada masa kini candi menjadi tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi.

d. Bahasa dan Aksara
Pengaruh bahasa Sanskerta yang masih dapat dirasakan hingga saat ini adalah adanya kata-kata serapan. Beberapa kata serapan dari bahasa Sanskerta antara lain sayembara dari silambara, manusia dari manusya, dan durhaka dari drohaka. Sementara itu, aksara Pallawa menurunkan aksara Hanacaraka atau Ajisaka yang digunakan untuk aksara Jawa, Sunda, dan Bali. Aksara Pallawa juga memengaruhi perkembangan aksara daerah-daerah di Pulau Sumatra dan sebagian Pulau Sulawesi
Sejarah Hindu Buddha di Indonesia
4/ 5
Oleh


EmoticonEmoticon