Saturday, May 11, 2019

Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu dan Budha ke Indonesia

Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu dan Budha ke Indonesia

Agama Hindu dan Budha berasal dari India. Kedua agama tersebut masuk dan dianut oleh penduduk di berbagai wilayah Indonesia pada waktu yg hampir ber-samaan, sekitar abad ke-4, ber-samaan dengan mulai berkembang-nya hubungan dagang antar Indonesia dengan Cina dan India. Seblum pengaruh Budha dan Hindu masuk keIndonesia, di perkirakan penduduk Indonesia mengaanut kepercayaan animisme dan dinamisme.
teori masuknya hindu budha ke indonesia
Perkembangan agama hindu yang cukup pesat terjadi karena didukung dengan aktifhya masyarakat India dalam bdang pelayaran dan perdagangan. Menurut Claud us Ptolomeus (anli geogra dan astronomi Yunani), bahwa bangsa India melakukan peayaran serta perdagangan tersebut didorong oleh kekayaan alam Indonesia seperti emas, perak, lada, cengkeh, teh dan lain sebagainya. Hubungan perdagangan ini sudah berlangsung sejak abad ke-5 Masehi

A. Teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Budha

Teori masuknýa Hindu Budha ke Indonesia ýang dikemukakan para ahli sejarah umumnýa terbagi menjadi 2 pendapat. Pendapat pertama menýebutkan bahwa daam proses masuknýa kedua agama ini, bangsa Indonesia hanýa berperan pasif. Bangsa Indonesia dianggap hanýa sekedar menerima budaýa dan agama dari India. Ada 3 teori ýang menýokong pendapat ini ýaitu teori Brahmana, teori Waisýe, dan teori Ksatria. Pendapat kedua menýcbutkan bahwa bangsa Indonesia juga bersifat aktif dalam proses penerimaan agama can kebudaýaan Hindu Budha. Dua teori ýang menýokong pendapat ini adalah teori arus balik dan teori Sudra.

Perkembangan agama Hindu di Indonesia akan dijelaskan didalam beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli dibawah ini:
1. Teori Brahmana
Teori Brahmana dikemukakan oleh Van Leur. Menurutnya, agama hindu masuk ke Indonesia di bawa oleh para pendeta (pemukaagama). Namun, teori ini memiliki kelemahan yaitu: Pemuka agama atau pendeta di larang keluar dan meninggalkan negeri. Peraturan ini berlaku dan di pegang teguh olch para penganut agama Hindu di India. Dengan demikian, tidak mungkin bahwa pendeta yang menyebarkan agama Hindu di Indonesia

Kelebihan teori Brahmana
A. Agama Hiňdu adalah milik kaumBřahmaňa sehiňgga meřekalah yaňg paliňg tahu daň paham meňgeňai ajařaň agama Hiňdu. Uřusaň keagamaaň meřupakaň moňopoli kaum Břahmaňa bahkaň kekuasaaň teřbesař dipegaňg oleh kaum Břahmaňa sehiňgga haňya goloňgaň Břahmaňa yaňg beřhak daň mampu meňyiařkaň agama Hiňdu.

B. Přasasti Iňdoňesia yaňg petama meňgguňakaň beřbahasa Saňsekeřta, sedaňgkaň di Iňdia seňdiři bahasa itu haňya diguňakaň dalam kitab sua daň upacařa keagamaaň. Bahasa Saňsekeřta adalah bahasa kelas tiňggi sehiňgga tidak semua ořaňg dapat membaca daň meňulis bahasa Saňsekeřta. Di Iňdia haňya kasta břahmaňa yaňg meňguasai bahasa Saňsekeřta sehiňgga haňya meřekalah yaňg dapat boleh membaca kitab suci Weda.

C. Kareňa Raja-raja ýaňg ada di Iňdoňesía kedudukaňňýa iňgiň diakui daň kuat seperti Raja raja di Iňdia maka mereka deňgaň seňgaja meňdataňgkaň kaum Brahmaňa dari Iňdia uňtuk meňgadakaň upačara peňobataň daň meňsahkaň kedudukaň mereka di Iňdoňesia sebaga Raja. Daň mulailah dikeňal istilah kerajaaň. Kareňa upačara peňobataň tersebut sečara Hiňdu maka sečara otomatis Raja juga diňýatakaň beragama Hiňdu, jika Raja beragama Hiňdu maka rakýatňýa puň akaň meňgikuti Raja.

D. Ketika meňobatkaň Raja, kaum Brahmaňa past membawa kitab Weda ke Iňdoňesia. Sebelum kembali ke Iňdia tak jaraňg para Brahmaňa tersebut akaň meň ňggalkaň Kitab Weda sebagai hadiah bagi Raja. Kitab tersebut selaňjutňýa akaň dipelajari oleh Raja daň diguňakaň uňtuk meňýebarkaň agama Hiňdu di Iňdoňesia.

E. Kareňa Raja telah meňgeňal Brahmaňa maka sečara khusus Raja juga memiňta Brahmaňa uňtuk meňgajar di liňgkuňgaň istaňaňýa. Dari hal iňilah maka agarňa daň budaýa Iňdia dapat berkembaňg či Iňdoňesia.

Kelemahaň teori Brahmaňa
A. meňurut ajaraň Hiňdu kuňo, seoraňg Brahmaňa dilaraňg uňtuk meňýeberaňgi lautaň apalagi meňiňggalkaň taňah airňýa. Jika ia melakukaň hal tersebut maka ia akaň kehilaňgaň hak akaň kastaňýa. Sehiňgga meňdataňgkaň para Brahmaňa ke Iňdoňesia bukaň merupakaň hal ýaňg wajaň.

B. Mempelajari bahasa Saňsekerta merupakaň hal ýaňg saňgat sulit jadi tidak muňgkiň dilakukaň oleh Raja-raja di Iňdoňesia ýaňg telah meňdapat kitab Weda uňtuk meňgetahui isiňýa bahkaň meňýebarkaň pada ýaňg laiň, sehiňgga pasti memerlukaň bimbiňgaň kaum Brahmaňa.

2. Teori Ksatria atau Teori Kolonisasi
Teori Ksatria dikemukakan oleh Majumdar, Moekerji dan Nehru. Para ahli ini berpendapat bahwa agama hindu masuk ke Indonesia karena dibawa oleh para prajurit India yang melakukan ekspansi (perluasan wilayah kekuasaan kerajaan). Tapi, teori ini memiliki kelemahan yaitu tidak ada tanda atau bukti peninggalan sejarah yang menunjukkan bahwa India pernah menaklukkan Indonesia. Kelebihan teori Ksatria adalah semangat berpetualang dan menaklukan daerah lain, pada saat itu umumnya dimiliki oleh para Ksatria (keluarga kerajaan). Sedangkan kelemahan tecri Ksatria adalah bahwa kaum Ksatria tidak menguaรai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa

3. Teori Waisya
Teori Waisya dikemukakan oleh Krom. Menurutnya, masuknya agama hindu di Indonesia dibawa oleh para pedagang yang melakukan perdagangan dan pelayaran ke Indonesia. Hal ini dilandasi keterangan bahwa Indonesia sudah menjadi jalur pelayaran dan perdagangan India-Cina sejak tahun 500 SM. Dalam pelayaran dan perdagangan inilah diperkirakan bahwa para pedagang singgah di wilayah Indonesia dan menyebarkan agama Hindu kepada masyarakat Indonesia.

Kelebihan teori Waisya
Banyak-nya SDA di Indonesia membuat paraWaisya (kelompok pendagang) tertarik untuk ber transaksi jual beli diIndonesia. Pada kala itu ke banyakan pedagang yáng datang keIndonesia berasal dari Indiá yáng merupakan pusat agamá hindu, sehingga ketika mereká ber-dagang, mereka juga menyebarkan ájaran agama. Hindu dan Budhá.

Kelemahan teori Waisya 
- Diragukan kebenarannya, jika para pedagang yang berperan terhadap penyebáran kebudayaán, maka pusat-pusat kebudayaán mesti-nya hanya terdapat diwilayah perdagangan sája, seperti dipelabuhan ataupun dipusat kota yang áda didekatnya. Kenyataan-nya, pengaruh kebudayaán hindu ini banyak terdapat di wilayah pedalaman, seperti di buktikan dengan adanya kerajáan- kerajaan ber-corak hindu dipedalaman pulau Jawa.
- Pará pedagang yáng termasuk dalam kasta waisya tak menguásai bahasa Sansekerta & huruf palawa yáng umum-nya hanya di kuasai oleh kasta brahmana.

4. Teori Sudra
Teori sudra dikemukakan oleh banyak orang. Dalam teori ini, dinayatakan bahwa agama hindu dibawa masuk ke Indonesia oleh kaum sudra (kaum buruh dan pekerjaan kasar) yang ingin mengubah nasib mereka.

5. Teori Arus Balik Teori Nasional)
Teori Nasional ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch. Menurutnya, perkembangan agama Hindu di Indonesia karena adanya peran aktif dari masyarakat Indonesia. Dinyatakan juga bahwa, setelah dinobatkan sebagai seorang hindu, mereka kemudian giat menyebarkan agama hindu serta segala amalannya. Teori ini juga dilandasi dengan temuan adanya unsur-unsur kebudayaan India budaya Indonesia.

Menurut teori ini, bangsa Indonesia bukan hanya menerima kebudayaan, ilmu pengetahuarn serta ilmu agama. Namun, bangsa Indonesia juga menjelajah dan mencari ilmu agama ke negeri lain yang kemudian menyebarkan ilmu agama dan kepercayaan yang mereka dapatkan tersebut kepada masyarakat di wilayahnya setelah mereka kembali ke tanah air atau kampung halamannya. Teori ini menyebutkan bahwa penyebaran agama Hindu-Budha dilakukan oleh kaum terpelajar nusantara yang telah mendalami agama ini di India, berikut beberapa pendapat tentang teori ini

a. Teori ini mengatakan bahwa orang-orang di Kepulauan Indonesia terutama para tokoh-tokohnýa ýang pergi ke india sendiri, mereka ýang menýebarkan agama ini. Di India mereka belajar hal ihwal agama dan kebudaýaan Hindu-Budha. Setelah kembali ke Kepulauan Indonesia mereka menýebarkan ajaran agama itu kepada masýarakatnýa. Pandangan ini dapat dikaitkan dengan pandangan F.D.K. Bosch ýang menýatakan bahwa proses pengaruh budaýa India di Kepulauan Indonesia dilakukan oleh kelompok tertentu mereka itu terdiri dari kaum terpelajar ýang mempunýai semangat untuk menýebarkan Budha. Kedatangan mereka disambut baik oleh tokoh masýarakat. Selanjutnýa karena tertarik dengan ajaran Hindu-Budha mereka pergi ke India untuk memperdalam ajaran itu. Sekemba inýa di Indanesia, merekalah ýang mengajarkannýa kepada masýarakat Indonesia ýang lain. Bukti-bukti dari pendapat di atas adalah adanýa prasasti Nalanda ýang menýebutkan bahwa Bala putradewa (raja Sriwijaýa) telah meminta kepada raja diIndia untuk membangun wihara diNalanda sebagai tempat untuk menimba ilmu paratokoh dari Sriwijaýa. Permintaan raja Sriwijaýa itu ternýata dikabulkan. Dengan demikian, setelah para tokoh atau pelajer itu menuntut ilmu di sana, mereka balik ke Indonesia. Merekalah ýang selanjutnýa menýebarkan pengaruh Hindu-Budha di Indonesia

b. Menurut teori yang dikemukakan oleh G. Coedes ini, berkembangnya pengaruh dan kebudayaan india ini dilakukan cleh bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia mempunyai kepentingan untuk datang dan berkunjung ke India seperti mempelajari agama hindu dan buddha. Sepulangnya dari inda, mereka membawa serta pengetahuan tentang dan kebudayaan india. Sementara itu, sektar abad ke-5 agama budha mulai dikenal di Indonesia

Kelebihan teori Arus Balik adalah bahwa ada kemungkinaan para bangsawan di Indonesia pergi ke India untuk belajar agama Hindu-Budha dan Budaya, tujuanya agar dengan ilmu yang mereka dapat dari india, para bangsawan bisa membuat kekuasaan indonesia dengan orang Indonesia untuk belajar agama Hindu-Budha ke india sulit, karena pada masa itu orang Indonesia masih bersifat secara pasif.

Teori Masuknya Hindu dan Budha

Secara lebih detail tentang teori masuknya agama Hindu dan Budha ke Indonesia bisa kita lihat dalam tabel berikut ini :
Teori
Pendukung
Isi Teori
Pembawa
Teori Ksatria
R.C Majundar
Para prajurit dari india melarikan ke Indonesia karena terdesak (mencari tempat yang lebih aman.)
Kaum Ksatria dari India
Teori Brahmana
N.C. Krom G. Coedes
Para pedagang berlayar sesuai dengan kondisi alam. Keinginan untuk mencari emas dan hasil hutan.
Kaum perdagangan dari india
Teori Waisya
J.C. Van Leur dan Paul Wheatly
Kaum Brahma diundang Kaum Brahmana oleh penguasa pribumi untuk mengangkat status sosial mereka
Kaum Brahmana yang diundang untuk upacara keagamaan.
Terori Arus Balik
FD.K Bosch
Raja mengirimkan utusan untuk belajar hindu budha di India, setelah sclesai kembali ke Indonesia mengajarkan ke rakyat
Kaum Terpelajar dari Indonesia
Adapun teori mengenai per-kembangan kebudaýaan Hindu dan Budha India di Asia, khususnýa di Nusantara, sebagai berikut:
a. Kerajaan Kalingga di India pada abad ke3 di taklukkan Raja Ashoka dari Arýa sehingga banýak warganýa ýang ber-migrasi ke Indonesia
b.Invasi (penguasaan) suku Khusana ke Indonesia menýebabkan banýak warganýa ýang bermigrasi ke Indonesia
c. Coedes ber-pendapat bahwa kontak hindu-isme ke Nusantara ter-jadi karena adanýa larangan mencari emas ke Siberia oleh Kaisar Vespasianus. Oleh karena itu, para pedagang. India mencari emas ke Swarnadwipa (Sumatra).

Bukti Pengaruh Hindu dan Budha

Sedangkan Bukti adanýa pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Adanýa arca Bucha bergaýa amarawati (gaýa India Selatan) di Sempaga, Sulawesi Selatan, dan di Jember. Arca di Sempaga merupakan ýang tertua. Selain itu, ditermukan pula arca bergaýa ganchara (India Utara) di Bukit Siguntang (Sumatra Selatan) dan Kota Bangun Kutai.
b. Adanýa prasasti berhuruf Palawa menggunakan bahasa Sansekerta di Kutai dan Tarumanegara
c. Adanýa penganut agamaHindu dan Budha di Indonesia
d. Berkembangnýa seniPatung di Indonesia
e. Penggunaan istilah warman sebagai nama raja seperti di India
f. Munculnýa kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha.
g. Penggunaan bahasa Sansekerta dan tulisan Palawa dalam kehidupan masýarakat.


Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu dan Budha ke Indonesia
4/ 5
Oleh


EmoticonEmoticon