Sunday, June 2, 2019

Sejarah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sunday, June 2, 2019
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diraih melalui perjuangan yang panjang. Sebagian besar peristiwa yang memengaruhi usaha meraih kemerdekaan Indonesia berkaitan erat dengan masa pendudukan Jepang di Indonesia. Berikut kronolagi peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

1. Peristiwa Sebelum Proklamasi Kemerdekaan

Pada tahun 1943 Jepang mulai terdesak dalam Perang Pasifik. Satu per satu daerah kekuasaan Jepang jatuh ke tangan Sekutu. Kondisi tersebut mendorong beberapa perubahan kebijakan Jepang yang mengawali proses kemerdekaan bangsa Indonesia. Kemerdekaan Indonesia diawali dengan peristiwa berikut.

a. Janji Koiso
Pada tahun 1943 Jepang mengalami banyak kekalahan dalam Perang Pasifik. Kekalahan tersebut diikuti dengan pergantian pemerintahan Perdana Menteri Hideki Tojo oleh Jenderal Kuniaki Koiso. Selanjutnya, pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Koiso menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia pada kemudian hari.

b. Pembentukan BPUPKI
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Coosakai dibentuk oleh pemerintah Jepang pada tanggal 1 Maret 1945. BPUPKI diketuai oleh Radjiman Wediodiningrat. BPUPKI dibentuk untuk mempelajari hal-hal penting terkait pembentukan negara Indonesia. Adapun tugas BPUPKI adalah mempersiapkan segala hal yang terkait dengan negara Indonesia yang merdeka seperti dasar negara, perundang-undangan, wilayah negara, usaha membela tanah air, serta perekonomian dan keuangan negara.

c. Perumusan Pancasila (Dasar Negara) dan UUD 1945
Proses perumusan dasar negara Indonesia dilakukan pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Usulan tentang dasar negara disampaikan oleh tiga anggota BPUPKI, yaitu Muh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno. Muh. Yamin merumuskan dasar negara yang terdiri atas lima asas dasar yaitu peri kebangsaan, peri kemanusiaan, perketuhanan, peri kerakyatan dan kesejahteraan rakyat.

Rumusan yang diajukan Soepomo meliputi nilai persatuan, kekeluargaan keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, dan keadilan rakyat. Sementara itu, Soekarno merumuskan dasar negara yang disebut Pancasila. Rumusan ini terdiri atas kebangsaan Indonesia, internasionalisme dan peri kemanusiaan, mufakat dan demokrasi, kesejahteraan sosial, serta Ketuhanan Yang Maha Esa.

Setelah sidang tanggal 1 Juni 1945, BPUPKI memasuki masa reses. Sebelum memasuki masa reses, BPUPKI membentuk panitia kecil berjumlah delapan orang. Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Kecil memprakarsai pertemuan dengan anggota BPUPKI.Dalam pertemuan tersebut dibentuk sebuah panitia kecil lain yang anggotanya berjumlah sembilan orang. Kesembilan tokoh ini dikenal sebagai Panitia Sembilan. Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar negara yang tertuang dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.

Perumusan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi agenda sidang kedua BPU PKI yang dilaksanakan pada tanggal 10-16 Juli 1945 Perumusan undang-undang dasar dilakukan oleh Panitia Perancang UUD yang diketuai Soekarno. Panitia ini menyetujui Pembukaan UUD 1945 diambil dari Piagam Jakarta.

d. Pembentukan PPKI dan Pertemuan Dalat
Pada tanggal 7 Agustus 1945 Jepang membubarkan BPUPKI karena dianggap telah menyelesaikan tugasnya dan terlalu cepat dalam mempersiapkan kemerdekaan. Selanjutnya, Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi linkai untuk melanjutkan tugas BPUPKI dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. PPKI diketuai oleh Soekarno dan Moh. Hatta sebagai wakil ketua.

Pada tanggal 9 Agustus 1945 Jenderal Terauchi memanggil Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wediodiningrat ke Dalat, Vietnam. Pada tanggal 12 Agustus 1945 Jenderal Terauchi bertemu dengan ketiga tokoh tersebut dan menjelaskan bahwa Jepang akan memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Jenderal Terauchi juga menegaskan wilayah Indonesia merdeka meliputi seluruh bekas wilayah jajahan Hindia Belanda.

e. Jepang Menyerah kepada Sekutu
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima dan Kota Nagasaki. Pengeboman kedua kota tersebut menyebabkan posisi Jepang semakin terdesak Akhirnya, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945.

Berita menyerahnya Jepang kepada Sekutu tersebut diketahui oleh golongan muda. Setelah Soekarno, Hatta, dan Radjiman Wediodiningrat kembali ke Indonesia, golongan muda yang dipelopori Sutan Sjahrir mendesak ketiga tokoh tersebut agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Golongan muda menganggap kekalahan Jepang sebagai momentum tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan.

f. Sejarah Singkat Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok dilatarbelakangi perbedaan pendapat mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Soekarno dan golongan tua menolak desakan golongan muda yang ingin segera memproklamasikan kemerdekaan. Menurut Moh.Hatta, kemerdekaan Indonesia harus dibahas melalui rapat PPKI sesuai perintah Jepang. Akan tetapi, golongan muda tidak menyetujui pendapat tersebut. Golongan muda menganggap jika kemerdekaan Indonesia dilakukan melalui PPKI, kemerdekaan Indonesia merupakan hadiah dari Jepang.

Golongan muda memutuskan membawa Soekamo dan Moh. Hatta ke luar kota untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang. Pada tanggal 16 Agustus 1945 golongan muda membawa Soekarmo dan Moh. Hatta ke daerah Rengasdengklok. Selama di Rengasdengklok, Soekarno dan Moh. Hatta didesak oleh golongan muda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Soekarno berjanji akan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah kembali ke Jakarta.

Sementara itu, di Jakarta, Wikana dan Ahmad Soebardjo melakukan pertemuan untuk membahas pelaksanaan proklamasi kemerdekaan. Akhimya, golongan muda membawa Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok menjemput Soekamo dan Drs. Moh. Hatta.

g. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Setelah peristiwa Rengasdengklok, Soekarno dan Moh. Hatta dibawa oleh Ahmad Soebardjo menuju kediaman Laksamana Maeda. Di kediaman Laksamana Maeda, Soekarno dan Moh. Hatta telah ditunggu oleh anggota PPKI dan golongan muda. Di kediaman Laksamana Maeda ini PPKI mengadakan rapat untuk membahas persiapan kemerdekaan Indonesia esok hari dan penyusunan naskah proklamasi.

Naskah proklamasi dirumuskan oleh tiga pimpinan PPKI, yaitu Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Setelah naskah proklamasi disusun dan disetujul oleh tokoh-tokoh golongan muda dan golongan tua yang hadir di kediaman Laksamana Maeda, Soekarno meminta Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi yang masih dalam bentuk tulisan tangan.

Pada awalnya pembacaan naskah proklamasi akan dilakukan di lapangan Ikada. Oleh karena lapangan Ikada telah dijaga ketat pasukan Jepang, proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta, sekira pukul 10.00 WIB. Setelah pembacaan naskah proklamasi, bendera Merah Putih dikibarkan oleh Suhud dan Latief Hendraningrat. Para peserta upacara menyanyikan lagu "Indonesia Raya" mengiringi pengibaran bendera Merah Putih.

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya melalui perjuangan panjang. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menjadi jembatan bagi bangsa Indonesia dalam menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia memiliki makna sebagai berikut.

a. Proklamasi sebagai Puncak Perjuangan Kemerdekaan
Kemerdekaan baik kemerdekaan individu maupun kemerdekaan bangsa dan negara merupakan hak asasi manusia, proklamasi kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta mengandung makna bahwa bangsa Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya, baik kepada bangsa Indonesia sendiri maupun kepada dunia luar.

Pernyataan kepada dunia luar ditujukan agar bangsa Indonesia dihormati secara layak oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Sebagai bangsa yang merdeka, Indonesia memiliki kedudukan yang sama dan sederajat dalam hubungan internasional antarbangsa. Sementara itu, pernyataan kepada bangsa Indonesia sendiri bertujuan mendorong bangsa Indonesia berjuang mempertahankan kemerdekaan dan mewujudkan cita-cita nasional.

b. Proklamasi sebagai Awal Terbentuknya NKRI
Proklamasi kemerdekaan mempunyai arti bahwa bangsa Indonesia telah mengambil sikap untuk menentukan nasib dalam segala aspek kehidupannya. Dengan demikian, bangsa Indonesia akan menyusun negara sendiri dengan tata aturan sendiri. Adapun pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dilaksanakan melalui sidang PPKI pada tanggal 18, 19, dan 22 Agustus 1945.

Dalam ketiga sidang tersebut PPKI berhasil menetapkan konstitusi negara Republik Indonesia, mengangkat presiden dan wakil presiden, membentuk pemerintahan daerah dan kementerian, membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat, serta membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan.

c. Proklamasi sebagai Pintu Gerbang Menuju Masyarakat Adil dan Makmur
Proklamasi menjadi awal bagi bangsa Indonesia untukmemulai kehidupan baru dalam berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia dituntut dapat mengisi kemerdekaan dengan pembangunan demiterwujudnyatujuan negara. Tujuan negara Indonesia tersurat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat.

Tujuan negara sesuai alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yaitu membentuk pemerintahan yang melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan perdamaian dunia. Oleh karena itu, masyarakat perlu berpartisipasi aktif mengisi kemerdekaan dengan berbagai sikap positif. Sikap kerja sama, persatuan, toleransi, dan nasionalisme sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur.

3. Pembentukan Pemerintahan Pertama Republik Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan menandai lahirnya negara baru, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai sebuah negara, bangsa Indonesia harus membentuk pemerintahan. Pembentukan perangkat pemerintahan ini dilakukan melalui sidang PPKI pada tanggal 18, 19, dan 22 Agustus 1945 di Gedung Kesenian, Jakarta.

a. Sidang Pertama PPKI
Sidang pertama PPKI dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 1945. Agenda sidang pertama PPKI antara lain pengesahan undang-undang dasar negara serta pemilihan presiden dan wakil presiden. Dalam sidang pertama PPKI menetapkan UUD 1945 sebagai undang-undang dasar negara Indonesia.

Adapun dalam proses pemilihan presiden, Otto Iskandardinata mengajukan Soekarno dan Moh. Hatta sebagai presiden dan wakil presiden. Pemilihan presiden dan wakil presiden kemudian dilakukan secara aklamasi oleh anggota PPKI. Hasilnya, seluruh anggota PPKI sepakat memilih Soekarno dan Moh. Hatta sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.

b. Sidang Kedua PPKI
Pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI kembali mengadakan sidang dengan agenda pembentukan kementerian atau departemen pemerintahan, pembagian wilayah Republik Indonesia, dan masalah ketahanan negara Dalam sidang kedua PPKI, disepakati bahwa wilayah Republik Indonesia terdiri atas delapan provinsi.

Setiap provinsi dipimpin oleh gubernur. Selain itu, sidang ini menyepakati pemerintahan Republik Indonesia terdiri atas dua belas kementerian. Adapun mengenai masalah ketahanan negara pemerintah menghentikan semua aktivitas PETA dan Heiho. Presiden Soekarno juga diminta untuk segera membentuk tentara kebangsaan.

c. Sidang Ketiga PPKI
Sidang ketiga PPKI dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 1945. Sidang ketiga PPKI menghasilkan beberapa keputusan. Keputusan tersebut yaitu pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), permbentukan PNI sebagai partai negara yang mempersatukan kekuatan sosial politik masyarakat Indonesia, serta pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR). BKR dibentuk dengan tujuan menjaga keamanan serta keselamatan bangsa dan negara. BKR dibentuk dari unsur PETA, Heiho, Keibodan dan Seinendan.
Sejarah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
4/ 5
Oleh


EmoticonEmoticon