Friday, May 24, 2019

Sejarah Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia
Friday, May 24, 2019
Indonesia pernah diduduki oleh penjajah selama ratusan oleh bangsa barat di Indonesia. Nah pada kesempatan kali ini saya akan memberikan materi yang menarik mengenai Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia, kedatangan bangsa barat ke Indonesia, dan Pendudukan Jepang di Indonesia.

Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia dan Pendudukan Jepang di Indonesia
Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia
Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia
Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia diwalai dengan kedatangan bangsa Barat ke Indonesia yang didasari oleh beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut adalah berlangsungnya periode renaisans di Eropa pada abad XV. Periode renaisans diwanai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia juga didorong keinginan menemukan daerah penghasil rempah-rempah.

1. Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia oleh Bangsa Barat

Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia, diawali dengan penjelajahan samudra bangsa-bangsa Barat didorong oleh semboyan Gold, Glory, dan Gospe Gold berarti kekayaan, Glory berarti kejayaan, sedangkan Gospel berarti penyebaran agama Nasrani. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penjelajahan samudra bangsa-bangsa Barat didorong oleh keinginan mencari kekayaan, meraih kejayaan, dan menyebarkan agama Nasrani.

a. Proses Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia

Bangsa Barat berhasil mencapai Kepulauan Indonesia pada abad XVI. Berikut bangsa-bangsa yang berhasil mencapai Kepulauan Indonesia, yang merupakakan awal mula kedatangan bangsa barat ke indonesia.
1) Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia Portugis
Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia pertama kali yakni Bangsa Portugis. Bangsa Portugis melakukan penjelajahan samudra dengan menyusuri pantai barat dan timur Afrika. Pelaut pelaut bangsa Portugis antara lain Bartholomeus Diaz, Vasco da Gama dan Alfonso d'Albuquerque. Alfonsc d'Albuquerque berhasil menguasai Malaka pada tahun 1511. Selanjutnya pada tahun 1512 rombongan Antonio de Abreau berhasil mencapai Tenate, sedangkan rombongan Fransisco Serrao hanya dapat mencapai Hitu (Ambon sebelah utara).

2) Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia Spanyol
Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia oleh Spanyol melakukan penjelajahan samudra dengan berlayar ke arah barat dan menyeberangi Samudra Atlantik. Pelaut-pelaut bangsa Spanyol antara lain Christophorus Colombus, Amerigo Vespucci, Ferdinand Magellan, dan Sebastiandel Cano. Rombongan Spanyol berhasil mencapai Kepulauan Maluku Tidore, Bacan, dan Jailolo) pada tahun 1521.

3) Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia Inggris
Bangsa Inggris mengikuti rute penjelajahan samudra bangsa Spanyol Pada tahun 1577 Inggris mengirim Thomas Cavendis dan Francis Drake untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Akhimya, pada tahun 1579 Thomas Cavendis dan Francis Drake berhasil mencapai Tenate dan kembali ke Inggris pada tahun 1580.

4) Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia Belanda
Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia oleh Belanda mencapai wilayah Indonesia dengan mengikuti rute penjelajahan bangsa Portugis. Bangsa Belanda berhasil mencapai Banten pada tahun 1596 di bawah pimpinan Conelis de Houtman. Akan tetapi, kedatangan mereka ditolak oleh penduduk lokal. Pada tahun 1598 Belanda kembali mendarat di Banten di bawah pimpinan Jacob van Neck. Rombongan ini berhasil diterima dengan baik oleh masyarakat. Bahkan, Belanda dizinkan mendirikan kantor dagang atau loge (loji) di Banten.

b. Periode Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia

Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia. Setelah berhasil mencapai wilayah Kepulauan Indonesia, bangsa Barat berusaha memonopoli kegiatan perdagangankhususnya perdagangan rempah-rempah. Kegiatan monopoli perdagangan tersebut mengawali periode Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia.
1) Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia oleh Portugis dan Spanyol
Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia oleh portugis dan Spanyol di awali degnan kedatangan bangsa Portugis ke indonesia tepatnya Maluku pada tahun 1512 dan disambut baik oleh Sultan Hairun, Sultan Tenate. Bahkan, Kesultanan Tenate menjalin kerja sama dengan Portugis untuk melawan Tidore.

Selanjutnya Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia yaitu kedatangan bangsa spanyol ke indonesia oleh Spanyol pada tahun 1521 Spanyol tiba di Maluku. Kesultanan Tidore kemudian bekerja sama dengan Spanyol untuk melawan Tenate dan Portugis Akhinya, Portugis berhasil mengusir Spanyol dari wilayah Maluku melalui Perjanjian Saragosa pada tahun 1529 Portugis berhasil memonopoli kegiatan perdagangan rempah-rempah.

Dalam perkembangan Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia oleh Portugis, rakyat Maluku melakukan perlawanan kepada Portugis karena Portugis membunuh Sultan Hairun. Pada tahun 1575 rakyat Maluku kenbali melakukan perlawanan terhadap Portugis. Dengan bantuan VOC Sultan Baabullah dan rakyat Maluku berhasil mengusir PortugĂ­s dari Maluku. Portugis kemudian mengalihkan pusat kekuasaannya di Kepulauan Nusa Tenggara.

2) Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia VOC
Kedatangan bangsa barat di indonesia oleh Belanda diwakili oleh VOC. Vereenidge Oost-Indische Compagrie (VOC) yang merupakan perusahaan dagang Belanda yang dibentuk pada tahun 16o2. VOC bertujuan menghindari persaingan di antara para pedagang Belanda dan membantu keuangan pemerintah Belanda. Dalam perkembangannya, VOC berperan seperti sebuah negara dan menjadi wakil pemerintah Belanda di Indonesia Pemerintah Belanda memberi wewenang kepada VOC yang disebut hak oktroi, yang merupakan awal mula terjadi kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia oleh VOC.

Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia. Selama berkuasa di Indonesia, VOC berupaya memonopoli perdagangan rempah-rempah. Gubenur Jenderal VOC pertama adalah Pieter Both (161o-1614) Pada masa pemerintahan J.P. Coen VOC berhasil membangun Kota Batavia dan memusatkan kegiatan VOC di Batavia. Sejak akhir abad XVII VOC mulai mengalami kemunduran akibat praktik korupsi para pegawainya Akhimya, pemerintah Belanda membubarkan VOC pada tanggal 31 Desember.

3)  Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia oleh Kekuasaan Republik Bataat
kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia pada tahun 1795 Belanda yang berada di bawah kekuasaan Prancis. Prancis membentuk pemerintahan Republik Bataaf yangdipimpin oleh Louis Napoleon, adik Napoleon Bonaparte. Pada tahun 18o8 Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels sebagai gubenur jenderal untuk menjalankan pemerintahan di bekas wilayah kekuasaan VOC.

Selama menjabat sebagai gubenur jenderal, Daendels menerapkan berbagai kebijakan. Kebijakan Daendels dalam bidang ekonomi antara lain menjual tanah-tanah kepada pihak swasta atau partikelir (Tionghoa dan Arab) serta melakukan pemungutan pajak-pajak swasta dan penyerahan wajib berupa hasil bumi. Dalam bidangpemerintahan Daendels mengganti raja-raja yang dianggap menghalangi kepentingan Belanda dan mengangkat raja-raja banu yang sesual dengan keinginan Belanda.

Selain itu, Daendels mengubah sistem feodal menjadi sistem pemerintahan moden dan membagi Pulau Jawa menjadi sembilan perfektur. Adapun kebijakan Daendels dalam bidang pertahanan antara lain membangun jalan raya Anyer-Panarukan; membangun kembali armada pertahanan di Surabaya dan Batavia; serta membangun pelabuhan armada di Ujung Kulon, Merak, dan Surabaya. Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia pada saat kekuasaan republik bataat.

Selama berkuasa di Indonesia Daendels menjual tanah kepada pihak swasta dan hasil penjualan tersebut digunakan untuk memperkaya diri Akibatnya, Daendels ditarik dari jabatan nya. Selanjutnya, Jan Willem Janssens ditunjuk untuk menggantikan posisi Daendels. Janssens mulai memerintah di Indonesia sejak bulan Mei 1811. Akan tetapi, pemerinlahannya tidak berlangsung lama karena pada tanggal 18 September 1811 wilayah Indonesia jatuh ke tangan Inggris. Penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Inggris ditandai dengan penandatanganan Kapitulasi Tuntang.

4) Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia Masa Pendudukan Inggris
Sejak tahun 1811 Indonesia berada di bawah kekuasaan Inggris. Gubenur Jenderal East India Company (EIC) di Kalkuta, India, Lord Minto, menunjuk Thomas Stamford Raffles sebagai letnan gubenur di Indonesia. Tugas utama Raffles di Indonesia adalah mengatur pemerintahan serta meningkatkan perdagangan dan keuangan. Untuk mencapai tujuan tersebut Raffles menerapkan beberapa kebijakan seperti menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan sistem pajak; menjual tanah kepada pihak swasta dan melanjutkan usaha penanaman kopi; menghapus sistem kerja rodi dan perbudakan; serta memberlakukan sistem sewa tanah landrente.

Pemerintahan Raffles di Indonesia tidak berlangsung lama. Meskipun demikian, beberapa kebijakan Raffles memberi pengaruh positif seperti penulisan buku History of Java, perintisan Kebun Raya Bogor, dan penemuan tanaman endemik Indonesia yang diberi nama Rafflesla Anoldi. Berdasarkan Konvensi London pada tahun 1814 inggris sepakat menyerahkan kembali Indonesia kepada Belanda.

5) Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia Masa Pemerintahan Komisaris Jenderal
Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia Masa Komisaris jenderal terdiri atas tiga orang, yaitu Conelis Theodorus Elout (ketua), Anold Ardiaan Buyskes (anggota), dan Alexander Gerard Philip Baron van der Capellen (anggota Selama kurun waktu 1816-183o, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah komisaris jenderal adalah sewa tanah. Dalam pelaksanaannya, sistem sewa tanah belum bisa memenuhi target pemerintah Belanda. Keuangan pemerintah Belanda justru semakin mengalami defisit.

6) Periode Tanam Paksa
Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia masa Pemerintah Belanda menerapkan sistem.tanam paksa untuk mengatasi defisit keuangan. Ide pelaksanaan tanam paksa dicetuskan pada tahun 183o oleh Gubenur Jenderal van den Bosch. Tujuan sistem tanam paksa adalah mendapatkan komoditas-komoditas ekspor yang laku di pasaran dunia.

Dalam pelaksanaannya sistem tanam paksa mengalami penyimpangan Pemerintah kolonial Belanda memberikan cultuurprocenten bagi penguasa pribumi yang mampu menyetorkan hasil lebih banyak. Akibatnya, para penguasa pribumi berusaha meningkatkan setoran dengan semakin menekan petani dalam penyerahan hasil panen. Selain itu, terjadi penyimpangan seperti kegagalan panen ditanggung petani, waktu tanam melebihi waktu tanam padi, serta luas tanah yang disediakan melebihi ketentuan. Oleh karena itu, sistem tanam paksa menimbulkan penderitaan rakyat. Akhimya pada tahun 187o sistem tanam paksa mulai dihapuskan.

7 Periode Liberail
Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia Periode liberal di Indonesia pada masa kolonial Belanda dikenal dengan politik pintu terbuka (open door policy) Pelaksanaan politik pintu terbuka ditandai dengan pemberlakuan Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) dan kebebasan usaha berupa penanaman modal swasta di bidang perkebunan dan pertambangan pada tahun 187o. Pemerintah kolonial Belanda juga membangun berbagai sarana seperti jalur kereta api, jalan raya, dermaga, dan saluran irigasi untuk menunjang pem bukaan perkebunan.

Dalam pelaksanaannya, politik pintu terbuka tidak lebih baik dari sistem tanam paksa. Pada masa ini upah rakyat sangat rendah dan mereka dibebani pajak yang tinggi. Selain itu, pada masa liberal rakyat ditekan dari dua pihak yaitu pemerintah dan swasta. Akibatnya rakyat mengalami penderitaan.

2. Pendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di Indonesia, Jepang menjelma menjadĂ­ kekuatan baru setelah berhasil menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai pada tahun 1941.

Keberhasilan ini mendorong Jepang menduduki berbagai daerah penting di kawasan Asia-Pasifik, termasuk Pendudukan Jepang di Indonesia

a. Proses Kedatangan Jepang di Indonesia
Kedatangan Jepang di Indonesia pada tahun 1942 berawal dari koterlibatan Jepang dalam Perang Pasifik. Indonesia menjadi salah satu daerah sasaran Pendudukan Jepang di Indonesia karena kekayaan alam berupa minyak bumi. Jepang mulai menguasai daerah penghasil minyak di Kalimantan, seperti Tarakan, Balikpapan, Samarinda, dan Kotabangun. Setelah Kalimantan dikuasai, sasaran Jepang selanjutnya adalah Sumatra dan Jawa. Pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda dipaksa mengakui kekuasaan Jepang di Indonesia melalui Kapitulasi Kalijati

b. Kebijakan Jepang di Indonesia
Selama Pendudukan Jepang di Indonesia, Jepang membentuk organisasi massa yang ditujukan untuk mendukung perjuangan Jepang dalam Perang Pasifik (Perang Dunia ll). Organisasi massa bentukan Jepang tersebut antara lain Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), Masyumi, dan Jawa Hokokai. Selain itu, Jepang memberikan pelatihan militer bagi para pemuda melalui organisasi semimiliter dan militer. Organisasi militer pada masa ini yaitu Heiho dan Pembela Tanah Air Peta).Adapun organisasi semimiliter antara lain Seinendan, Keibodan, Syuisintai, Barisan Pelopor, dan Hizbullah.

Pada masa Pendudukan Jepang di Indonesia, Pemerintah Jepang juga menerapkan kebijakan yang cukup memberatkan rakyat Kebijakan tersebut yaitu pengerahan tenaga rakyat (romusa). Selain itu, rakyat diwajibkan menyerahkan hasil bumi kepada pemerintah Jepang. Berbagai kebijakan pemerintah Jepang di Indonesia tersebut diterapkan untuk menarik massa dari bangsa Indonesia guna mendukung kegiatan perang yang diikuti Jepang.
Sejarah Kolonialisme Dan Imperialisme di Indonesia
4/ 5
Oleh


EmoticonEmoticon