Tuesday, October 29, 2019

Cerpen Bahasa Indonesia "Cerita di Negeri Hujan"

Cerpen Bahasa Indonesia "Cerita di Negeri Hujan"

Cerpen Bahasa Indonesia "Cerita di Negeri Hujan"
Tuesday, October 29, 2019
Selamat datang di omahjenius.com, web digital berbagi Ilmu pengetahuan dan Bahasa. Kali ini kita akan memberikan sebuah cerpen bahasa indonesia. Mungkin kalian pernah dengar cerpen cerita di negeri Hujan. Bagi yang belum baca silahkan baca dan hayati makna yang terkandung.

Cerpen Cerita di Negeri Hujan

Cerita di Negeri Hujan

Cerita tentang hujan di negeriku tak pernah dijelaskan di buku mana pun. Hujan ini hanya dianggap sebagai sebuah fenomena alam tanpa sebab. Penasaran? Tentu saja aku penasaran. Sampai pada satu minggu yang lalu. Kala itu, aku menerobos hujan dengan beralasan pada orang tuaku bahwa aku akan menghadiri pernikahan seorang kawan. Mereka mengiyakan. Ya, mau bagaimana lagi, mereka tak pernah benar-benar tahu siapa yang menjadi temanku atau bukan. Padahal, ini sudah menjadi ritualku beberapa bulan sekali untuk sekadar menyegarkan pikiran.

Keadaan di luar sangat tak jelas seperti biasa, hujan membuatnya samar. Jika tak ada penerangan modern, mungkin seseorang akan mengalami kecelakaan. Selama menerobos hujan, tak pernah kutemui seorang pun yang di luar. Namun, alangkah terkejutnya aku ketika mendapati sesosok kakek tua dengan payung lusuh di persimpangan jalan. Mobilku langsung kuparkir di samping kakek tua itu. Kubuka kaca jendela mobilku.
“Kau tahu? Hujan ini menjadi lebih reda ketika kau keluar rumah. Kau harus merasakannya di luar sini,” kata kakek tua itu, bahkan sebelum aku memulai pembicaraan. Aku hanya diam melihatnya. Sepertinya ia hanya orang gila.
“Hahaha, negeri ini memang terlampau hebat. Ketika hujan turun pun semuanya tetap berjalan,” lanjutnya sembari tertawa.

“Mmaaf kek, tapi hujannya sangat deras. Kakek bisa saya antar pulang kalau mau,” ucapku. Meskipun dia gila, aku tak tega jika melihat orang tua kedinginan seperti itu.
   
 “Pulang? Apa maksudmu dengan pulang? Kalau kita pulang, hujan tak akan reda,” jawab kakek tua itu dengan nada agak tinggi. Aku tersentak mendengarnya. Seketika itu, aku dilanda kebingungan.
   
 “Aku ingin seperti dulu,”. tiba-tiba ia berbicara lagi.
   
 “Maksud kakek?” Aaku bertanya. Pembicaraannya semakin sulit dimengerti.
   
 “Hujan ini,” tambahnya dengan terbata- bata, raut wajahnya tiba- tiba murung.
   
 “Memangnya ada apa dengan hujan ini?” Aaku semakin penasaran.
   
 “Hari itu aku diam di sini. Menunggu untuk menyeberangi jalan. Rasanya hari itu adalah hari yang sangat sepi. Mobil yang melintas semakin menurun, Orang yang berlalu lalang pun dapat dihitung dengan jari,” suaranya menjadi pelan, terlihat kakek itu sedang memikirkan sesuatu.

 “Dan gerimis pun muncul,” dia tetap melanjutkan.
   
 “Membuat jalan ini menjadi lebih sepi lagi. Bahkan istriku tak mau kuajak jalan- jalan hanya karena gerimis ini.”
   
Aku tetap memperhatikannya dari dalam mobilku, sementara dia masih di luar ditemani tetesan hujan yang melewati payungnya dan angin yang menerpa badannya.
   
 “Hingga satu minggu berlalu, gerimis itu tak pernah berhenti dan berlanjut menjadi hujan yang semakin deras,” kakek tua itu seakan menutup pembicaraannya.
   
Suara petir menggelegar setelah dia berbicara. Refleks, aku memejamkan mata dan menutup telinga. Saat kubuka mata kembali, kakek tua itu sudah hilang dari pandanganku. Kutengok sekelilingku, tak ada tanda – tanda darinya lagi. Mungkin dia berlindung di balik bangungan-bangungan itu. Sungguh kakek tua yang aneh, sepertinya dia kebanyakan menonton film di televisi. Menurut pengamatanku, keadaannya yang sudah senja dan ditinggal istri memperburuk keadaan psikologisnya.

Demikian cerpen bahasa indonesia berjudul Cerita Negeri Hujan. Selamat Membaca, dan terimakasih
Cerpen Bahasa Indonesia "Cerita di Negeri Hujan"
4/ 5
Oleh


EmoticonEmoticon