Sunday, May 12, 2019

Konsep Diakronik (Kronologis), Sinkronik, Ruang dan Waktu dalam Sejarah

Konsep Diakronik (Kronologis), Sinkronik, Ruang dan Waktu dalam Sejarah

Konsep Diakronik (Kronologis), Sinkronik, Ruang dan Waktu dalam Sejarah
Sunday, May 12, 2019
Sejarah sebagai ilmu mempunyai metode yang berguna bagi sejarawan untuk merekonstruksi suatu peristiwa sejarah secara objektif. Agar mampu menulis peristiwa sejarah secara baik dan sistematis sejarawan perlu memahami konsep diakronik dan sinkronik.
Konsep Diakronik (Kronologis), Sinkronik, Ruang dan Waktu dalam Sejarah

1. Konsep Diakronik (Kronologis) dalam Sejarah

Dalam penulisan sejarah, konsep diakronik lebih mengutamakan dimensi waktu dengan sedikit memperhatikan keluasan ruang. Konsep diakronik digunakan dalam ilmu sejarah sehingga pembahasan tentang suatu gerak dalam waktu dari kejadian-kejadian konkret menjadi tujuan utama sejarah.
Baca Juga : Contoh Soal Konsep Diakronik, Sinkronik, serta Konsep Ruang Waktu dalam Sejarah
Dengan demikian, diakronik merupakan konsep yang dinamis, artinya memandang peristiwa dalam sebuah transformasi atau gerak sepanjang waktu.

Contoh topik sejarah diakronik antara lain kehidupan petani tebu di Yogyakarta pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), kehidupan masyarakat Jakarta pada masa revolusi (1945-1949), dan kehidupan bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965). Judul judul tersebut sengaja diberi penanda waktu untuk menunjukkan sifatnya yang diakronik, yaitu mengutamakan dimensi waktu.

Dalam konsep diakronik terdapat unsur kronologis. Kronologis berarti sesuai urutan peristiwa sejarah yang telah terjadi. Konsep kronologis dalam sejarah dapat membantu sejarawan merekonstruksi suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat. Selain itu konsep kronologis berguna membandingkan kejadian sejarah dalam waktu sama, tetapi di tempat berbeda yang peristiwanya saling terkait.

Berpikir kronologis diperlukan karena peristiwa sejarah terdiri atas berbagai jenis dari bentuk peristiwa berbeda. Setiap peristiwa perlu diklasifikasi berdasarkan jenis dan bentuk peristiwanya.

Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan kemudian disusun berdasarkan waktu terjadinya. Peristiwa tersebut disusun dari masa paling awal hingga masa paling akhir.Tanpa konsep kronologis, penyusunan peristiwa sejarah akan mengalami kerancuan dan dikhawatirkan peristiwa yang terjadi pada suatu masa akan masuk ke masa atau zaman lain (anakronisme)

2. Konsep Sinkronik dalam Sejarah

Konsep sinkronik mengutamakan penggambaran yang meluas dalam ruang dan tidak terlalu memikirkan dimensi waktu. Dalam penulisan sejarah, aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya perlu ditampilkan. Penulisan sejarah yang menampilkan aspek ilmu-ilmu sosial menunjukkan penulisan sejarah dengan model sinkronik.

Penulisan sejarah secara sinkronik dapat dilakukan saat mengkaji sejarah Kerajaan Samudera Pasai. Dalam penulisan tersebut, kita dapat membagi sejarah Kerajaan Samudera Pasai menjadi beberapa bagian, misalnya kehidupan politik dan pemerintahan, kehidupan ekonomi, serta kehidupan sosial dan budaya. Pembagian itulah yang dinamakan konsep sinkronik dalam penulisan sejarah.

Saat ini kajian ilmu sejarah tidak hanya terbatas pada kajian informatif tentang apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana. Sejarah telah berkembang menjadi ilmu yang mempelajari struktur masyarakat, pola perilaku, serta proses lain di berbagai bidang. Perkembangan tersebut hanya dapat dicapai dengan bantuan analisis ilmu lain. Oleh karena itu, konsep sinkronik sangat diperlukan dalam mengkaji peristiwa sejarah.
Baca Juga : Contoh Soal Konsep Diakronik, Sinkronik, serta Konsep Ruang Waktu dalam Sejarah

3. Konsep Ruang dan Waktu dalam Sejarah

Sejarah terdiri atas kejadian-kejadian yang dialami manusia pada masa lalu. Kejadian-kejadian tersebut merupakan bukti bahwa manusia hidup dan beraktivitas dalam ruang dan waktu. Meskipun demikian, tidak semua kejadian yang dialami manusia pada masa lalu disebut peristiwa sejarah
Konsep ruang dalam sejarah berkaitan dengan aspek geografis atau tempat terjadinya peristiwa.

Misalnya, pada peristiwa pengunduran diri Presiden Soeharto, banyak sejarawan menyatakan Istana Negara sebagai tempat (ruang) terjadinya peristiwa tersebut. Sementara itu, konsep waktu dalam sejarah berkaitan dengan waktu peristiwa itu terjadi.

Waktu dapat diartikan sebagai satu kesatuan seperti detik, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan abad. Dalam peristiwa pengunduran diri Presiden Soeharto, tanggal 21 Mei 1998 dianggap sebagai waktu terjadinya peristiwa.

Konsep waktu dalam sejarah mencakup empat unsur, yaitu perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan. Keempat unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Perkembangan
Perkembangan terjadi apabila masyarakat mengalami pergerakan berturut-turut dari satu bentuk ke bentuk lain. Kondisi ini menyebabkan masyarakat berkembang dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.

b. Kesinambungan
Kesinambungan terjadi apabila masyarakat tetap mengadopsi lembaga-lembaga dan kebiasaan-kebiasaan lama.

c. Pengulangan
Pengulangan terjadi apabila peristiwa pada masa lalu terjadi lagi.

d. Perubahan
Perubahan terjadi apabila masyarakat mengalami pergeseran dan perkembangan. Akan tetapi, perubahan tersebut diasumsikan sebagai perkembangan secara besar-besaran dalam waktu relatif singkat
Baca Juga : Contoh Soal Konsep Diakronik, Sinkronik, serta Konsep Ruang Waktu dalam Sejarah
Pemahaman mengenai konsep ruang dan waktu sangat dibutuhkan untuk membagi peristiwa sejarah dalam dimensi temporal. Oleh karena itu, dalam sejarah dikenal istilah periodisasi atau pembabakan sejarah. Penyusunan periodisasi bertujuan agar batasan waktu dalam peristiwa sejarah menjadi jelas ciri-cirinya.
Konsep Diakronik (Kronologis), Sinkronik, Ruang dan Waktu dalam Sejarah
4/ 5
Oleh


EmoticonEmoticon