Peran Tokoh-Tokoh dalam Mempertahankan Kemerdekaan NKRI
a. Frans Kaisiepo
Pada tahun 1946 Frans Kaisiepo berperan dalam pembentukan Partai Indonesia Merdeka. Frans Kaisiepo merupakan tokoh yang menentang pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT) karena NIT tidak memasukkan Papua sebagai bagiannya. la kemudian mengusulkan agar Papua menjadi bagian Keresidenan Sulawesi Utara.
Frans Kaisiepo (Sumber: id.wikipedia.org) |
Pada tahun 1948 Frans Kaisiepo berperan dalam pemberontakan rakyat Biak melawan Belanda. la juga sempat menolak menjadi ketua delegasi Nederlands Nieuw Guinea di Konferensi Meja Bundar (KMB). Oleh karena penolakannya tersebut, ia diasingkan dan dipekerjakan oleh Belanda di distrik-distrik terpencil Papua. Pada tahun 1961 Frans Kaisiepo membentuk Partai Irian Sebagian Indonesia (ISI) yang menuntut integrasi Nederlands Nieuw Guinea dalam wilayah Republik Indonesia. la juga memiliki peran penting dalam proses integrasi Papua menjadi bagian wilayah Indonesia.
b. Silas Papare
Pada bulan September 1945 Silas Papare membentuk Komite Indonesia Merdeka (KIM). Pembentukan KIM bertujuan menghimpun kekuatan dan mengatur gerak langkah perjuangan dalam mempertahankan proklamasi kemerdekaan. Pada bulan Desember 1945 Silas Papare ditangkap dan dipenjara di Jayapura karena dianggap memengaruhi Batalion Papua untuk memberontak terhadap Belanda.
Setelah bebas dari penjara, Silas Papare membentuk Partai Kemerdekaan Irian Indonesia (PKII). Partai ini diundang pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta. Pada bulan Oktober 1949 ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka mendukung integrasi wilayah Irian Barat dalam wilayah Republik Indonesia.
c. Marthen Indey
Nasionalisme Marthen Indey tumbuh karena ia sering berinteraksi dengan tahanan politik Indonesia yang diasingkan di Papua. Pada periode 1945-1947 ia diangkat menjadi pegawai Belanda sebagai kepala distrik. Meskipun demikian, bersama kelompok nasionalis Papua ia berusaha melakukan pemberontakan terhadap Belanda. Pada tahun 1946 Marthen Indey diangkat menjadi Ketua Partai Indonesia Merdeka (PIM).
Marthen Indey termasuk kelompok yang menginginkan integrasi Papua menjadi bagian Republik Indonesia. Oleh karena itu, ia memimpin aksi protes yang didukung delegasi dua belas kepala suku di Papua untuk menolak rencana pemisahan Papua dari wilayah Indonesia. Marthen Indey juga berusaha membujuk anggota militer yang bukan orang Belanda untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda.
d. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Sultan Hamengkubowono IX. (Sumber: id.wikipedia.org) |
Pada awal kemerdekaan Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan dukungan terhadap pemerintahan Republik Indonesia. Bentuk dukungan tersebut ditandai dengan keluarnya Maklumat 5 September 1945 yang menandai bergabungnya Yogyakarta sebagai daerah istimewa dalam wilayah Republik Indonesia. Bentuk dukungan terhadap pemerintah kembali ditunjukkan ketika ia menawarkan Yogyakarta menjadi ibu kota Republik Indonesia untuk sementara waktu karena pada saat itu Jakarta tidak kondusif. Sultan Hamengku Buwono IX bersedia memberikan jaminan keamanan atas penyelenggaraan pemerintahan Indonesia di Yogyakarta.
Sultan Hamengku Buwono IX juga pernah menolak tawaran Belanda untuk menjadi raja seluruh Jawa pasca-Agresi Militer II. Belanda berusaha memengaruhi Sultan Hamengku Buwono IX agar mendukung upaya Belanda untuk menghancurkan Indonesia. Akan tetapi, Sri Sultan Hamengku Buwono IX tetap berdiri di belakang Republik Indonesia dan menolak disintegrasi Yogyakarta dari Indonesia.
e. Sultan Syarif Kasim II
Sultan Syarif Kasim II. (Sumber: id.wikipedia.org) |
Sultan Syarif Kasim II merupakan Raja Siak Indrapura yang menyatakan dukungan dan kesetiaannya terhadap Indonesia. Dukungan tersebut ditunjukkan dengan cara menyerahkan harta senilai 13 juta gulden untuk membantu perjuangan Indonesia. Selain itu, Sultan Syarif Kasim Il membentuk Komite Nasional Indonesia di Siak, Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan Barisan Pemuda Republik. la juga mengibarkan bendera Merah Putih di istana Kesultanan Siak, serta mengajak raja-raja di Sumatra Timur turut memihak Republik Indonesia.
Pada masa revolusi kemerdekaan Sultan Syarif Kasim II kembali menyumbangkan hartanya bagi perjuangan pemerintah Indonesia di Yogyakarta. Belanda berusaha mengangkatnya sebagai "Sultan Boneka" Belanda, tetapi ia tetap memilih bergabung dengan pemerintah Republik Indonesia.
f. Opu Daeng Risaju
Opu Daeng Risaju merupakan pejuang wanita dari Palopo yang masih memiliki keturunan keluarga Kerajaan Luwy berasal dari keluarga bangsawan, Opu Daeng Risaju tidak mendapat pendidikan Barat seperti keluarga bangsawan lainnya. Perjuangannya dimulai ketika ia bergabung dalam Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII). ia juga pernah menjadi ketua PSII Palopo pada tahun 1930. Sejak saat itu ia aktif berjuang melawan kolonialisme Belanda. Perjuangannya berlanjut setelah Indonesiia mencapai kemerdekaan. Ia tetap aktif dalam perjuangan integrasi melalui kegiatan PSII.
Itulah beberapa tokoh yang ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan NKRI pada masa itu, tanpa mementingkan bayaran apa yang mereka peroleh. Di masa sekarang perjuangan kita yang kita perlu pertahankan yang paling utama yakni persatuan dan kesatuan. Dimana persatuan dan kesatuan merupakan yang membawa Indonesia Merdeka. Hilangkan sifat saling ejek mengejek, cukup ganti dengan toleransi dan menjaga persatuan sudah cukup untuk mempertahankan kemerdekaan NKRI.
Peran Tokoh-Tokoh dalam Mempertahankan Kemerdekaan NKRI
4/
5
Oleh
zedukasi
EmoticonEmoticon